Candi Selogriyo, merupakan candi yang bercorak Hindu dan masih berdiri kokoh hingga hari ini di Bukit Sumbing.
Bangunan bersejarah ini diperkirakan berdiri sejak abad ke 8 hingga 9 Masehi pada masa pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno.
Disekitar candi terdapat plataran (halaman) yang cukup luas dan terawat dengan rumput-rumput kecil menghiasi plataran tersebut.
Pemandangan disekitar candi terlihat elok dan sedap di pandang. Tidak membuat bosan, karena lokasi di area candi ini benar-benar di rawat.
Setelah dilakukan pemugaran akibat longsor, pada tahun 2005 proses rekonstruksi ulang selesai dilakukan.
Dalam proses rekonstruksi atau pemugaran ini, tidak ada pengubahan dalam bentuk apapun terkait lokasi keberadaan, maupun bentuk candi.
Hal ini dilakukan dengan tujuan agar makna spiritualnya utuh dan sebagai penghormatan kepada masyarakat yang beragama Hindu.
Alamat dan Fasilitas Yang Tersedia di Candi Selogriyo
Candi Selogriyo adalah sebuah peninggalan bersejarah agama Hindu yang berada di Kecamatan Windusari.
Lokasi tepatnya berada di H5G9+43R, Hutan, Windusari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56152 dan merupakan tempat wisata rekomendasi disekitar objek wisata Nepal Van Java
Untuk menuju ke lokasi wisata ini, anda membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit perjalanan dengan jarak tempuh 12 kilometer.
Namun, jika perjalanan Anda dimulai dari Terminal Soekarno Hatta melalui Jalan Raya Bandongan anda akan menempuh jarak sejauh 19 kilometer dan membutuhkan waktu sekitar 41 menit untuk sampai ke lokasi.
Sebagai tempat wisata alam dan edukasi, komplek candi ini tersedia fasilitas umum yang cukup memadai seperti toilet, tempat parkir, warung makan, dan spot foto.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional Candi Selogriyo
Sebagai objek wisata keagamaan, edukasi, dan wisata umum, untuk masuk ke candi tidak di kenakan biaya yang mahal.
Seperti pada umumnya, biaya retribusi hanya dikenakan sebesar Rp 5.000 dan parkir kendaraan yang di patok harga Rp 2.000 untuk motor serta Rp 5.000 untuk biaya parkir mobil.
Anda dapat mengunjungi objek wisata ini kapan saja, karena objek wisata ini buka setiap hari baik di weekdays ataupun weekend dengan jam operasional yang dimulai pada pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Daya Tarik
Candi ini memiliki daya tarik tersendiri, keistimewaan candi tanpa perwara (candi pendamping) ini memiliki bentuk buah keben yang disebut amakala pada kemuncaknya.
Plataran yang ada di candi ini cukup luas, sehingga sering digunakan sebagai tempat pementasan Kebudayaan Jawa.
Biasanya, pementasan dilakukan pada tanggal dan hari tertentu seperti malam Suro, malam Jumat Kliwon, Selasa Kliwon, dan tanggal khusus lainnya sesuai penanggalan jawa.
Mengusung arsitektur klasik, Candi Hindu yang dibangun menghadap timur ini memiliki empat sisi dinding candi yang di setiap relungnya terdapat tempat arca-arca perwujudan dewa.
Di bagian dinding utara terdapat arca Durga Mahisasuramardini, untuk dinding sebelah barat terdapat arca Ganesha.
Untuk arca Agastya dan arca Nandiswara berada pada dinding bagian selatan. Sedangkan untuk arca Mahakala terletak di dinding bagian timur.
Candi hindu ini berada di ketinggian 740 Mdpl tepatnya terletak di bagian timur lereng Gunung Sumbing yang dikelilingi perbukitan seperti bukit Condong, Malang, dan Giyanti.
Terdapat sebuah mata air dengan bentuk seperti pancuran yang lokasinya tidak jauh dari candi ini. Mitosnya, mata air ini dapat mengobati berbagai penyakit dan membuat wajah menjadi awet muda.
Untuk dapat sampai ke lokasi ini, Anda harus menyusuri jalan setapak atau melewati area persawahan milik warga karena lokasinya yang menjorok kedalam.